tak sempat memiliki

Tak sempat memiliki

Aku bodoh telah mengacuhkannya.konyolnya lagi ia terlambat mengungkapkannya padaku. Ia ungkapkan cinta saat hatiku telah termiliki oleh cinta yang lain. Aku teringat 2 tahun yang lalu. Tepatnya bulan Juni. Saat ia mengungkapkan cinta untuk ketiga kalinya. Kali ini ia ungkapkan di inbox jejaring sosial facebook. Aku langsung meng-off-kan obrolan yg sedang berlangsung. Cepat atau lambat dia akan tahu dan melihat status hubunganku.Nanda vinandya berpacaran dengan burhanudin pratama.
“aku tahu, hatimu pasti hancur.maafkan aku “

***
pada suatu pagi yang cerah. Dimana aku mulai memaguminya. Namanya adalah syahrul prabowo. Dia baru saja menjabat menjadi ketua murid di sekolah. Kepiawaianya dalam berpidato,badannya tegap,matanya sedikit sipit,berwibawa,cerdas dan lumayan keren penampilannya.membuat cewek-cewek berdecak kagum melihatnya.terlebih ia memakai jaket dan topi.aku suka. Hari demi hari , perasaanku tak menentu.aku mulai mencintainya dan trnyata bnyak juga yg mencintai syahrul. Dan lebih menyakitkan lagi. Mereka yang mencintainya selalu curhat padaku.mereka tahu hanya akulah sahabat perempuan yang dekat dengannya.rapuh hatiku. Hingga aku berjanji dalam hati untuk memendam perasaan ini sedalam-dalamnya.
“nanda..” sapa syahrul dengan senyum yang riang sambil mencubit hidungku.”heh,bengong saja”
“hah, engga ko rul.. Ada apa?”
“ada apa? Aku menemanimu lah makan disini”
aku mengangguk dengan wajah tanpa ekspresi.” Bang, satu porsi mie bakso kuahnya yang banyak yah” pungkasnya sambil melambaikan tangan kepada pelayan kantin itu.
“ ya tuhan, dekatnya dia hari ini. Membuat hatiku berbunga-bunga. Terlebih membuat banyak perempuan yang menyukainya menjadi iri. Aku beruntung.
“ada apa sih denganmu,Nda? Ada masalah? Cerita dong ma aku sahabatmu” bagaimana mungkin?aku mengutarakan rasa cinta ini padanya.waktunya belum tepat.
“ tidak..aku hanya sedang berfikir saja.. Hari demi hari banyak juga yang suka ma kamu, syah..”
“ah, tidak juga..bagaimana kamu mengetahuinya?”
“ aku juga perempuan jadi tahu dari gerak-geriknya.emm,aku jadi ingin tahu sebenarnya siapakah yang kamu sukai? Ucapku sambil menopang tangan kiri dan jari-jarinya yang mengepal, menempel di pipiku. Jari telunjuk kananku menunjuk hidungnya yang mancung.” Dasar kepoo.. Sahabatku ini” ucapnya sambil sedikit mengacak rambutku.tepatnya poniku dan tak lupa ia memencet hidungku.
“  Aku kan nanya.. ”
aku benar-benar penasaran padanya. Namun, lelaki itu tak menjawabnya. Mata lelaki itu melirik sahabatnya yang kesakitan namun makannya jadi makin lahap. Di dalam hati ia menyimpan kata-kata.” Andaikan kamu tahu nanda bahwa kamulah yang ku sukai”
..
di rumah nanda..
bahagia sekali hari ini.Ah, mencintainya seperti debu. Debu itu dekat. Debu itu melekat dan debu itu cintamu, syah. Terlihat samar oleh orang lain namun terlihat jelas olehku. Oh, no! Mengapa aku memikirkan dia?? Aaahh, aku mengacak-acak rambutku. Hatiku berbunga-bunga malam ini. Secepatnya aku harus tidur. Selamat malam debuku.

***

pagi ini tak biasanya semangat powerfull ku muncul lebih dari 360 derajat. Istirahat sekolah berbunyi, aku menunggu tuk bersama. Kamu tak datang. Kemana ya? Tak apalah kan nanti siang jalan-jalan dengannyaTepat di gerbang sekolah. Lelaki itu melihatku. Taburan debu di terpa angin dan teriknya matahari. Dia tersenyum. Oh, sahabatku. Kau benar2 keren di kemilau debu2.
***
tak terasa 6 bulan telah terlewati. Tak mengingatmu lagi. Syah, maafkanku. Tepat hari ini 1 bulan aku dan burhan jadian. Bersama-sama lewati hari-hari  sepi menunggumu. Mungkin kamu akan bertanya , mengapa saat kamu menembakku? Aku tak menerimamu sedangkan burhan yg baru mengenalku 5 bulan yg lalu. Aku menerimanya. Ini semua karna burhan mengubah prinsipku. Ia menjadikanku seorang muslimah sejati. Selalu memberi hadiah kerudung sebagai tameng hidup. Sudah lama sekali, aku tak membuka facebook. Ku lihat kamu, syahrul mengirim inbox di facebookku. Ia menembakku? Bagaimana ini? Aku tak mungkin melepaskan lelaki yg menemaniku. Andai kamu tahu, syah. Burhan sikapnya sama sepertimu. Ia memencet hidungku. Maaf, aku tak menerimamu lagi. Aku hanya bisa memendam rasa ini di hati.
"waktu memang tepat syah, namun kesempatan mencintaimu. Aku belum tahu"

*** karya ini terpilih menjadi cerita terfavorit tapi belum terima dari penerbit berkas antologinya sampai sekarang dalam tarian pena islami





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku : Mereka Besar Karena Membaca

review buku : Khadijah, Perempuan Teladan Sepanjang Masa

Resensi Buku : Menghidupkan Mimpi Ke Negeri Sakura | Antologi Kisah Inspiratif Sukses Kuliah di Jepang