Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Tentang Perempuan

Dia serupa mutiara dalam kerang Semua agama melindunginya Dia rupa ayu sekilas kayang Memadu rasa hati yang punya Dulu, dia seperti binatang Dipakai pembuas oleh nafsu Di tak acuhkan , di buang Perempuan merasa lesu Dia menangis Dia mengadu Harga diri meringis Sekocok dadu Gelas gelas pecah Tangan mengepal Paras paras wajah Menahan kekal Darah darah membius Perempuan tak berdaya Perempuan penuh haus Perempuan itu, saya Kartini memperjuangkan Pemuda pemudi telah bersumpah Islam memerdekkan Hak hati telah melimpah Simbol kemenangan telah ada Kesetaraan itu terjadi Namun itu telah tiada Sia-sia perjuangan terjadi Kini perempuan penuh nafsu Menyerahkan segalanya Murah sekali, kamu kepemilikan dirimu, haknya Tercoreng Terampas Tersarang Mengganas Bumi pertiwi menangis Tentang perempuan Indah sangat dilukis Namun tak tinggi penghargaan Bandung, 27 Oktober 2018 Ahda Jaudah (penggiat literasi) Puisi ini, saya persembahkan untuk sumpah pe

Lomba Resensi Buku Meluruskan Arah Manajemen Kekuasaan Kehakiman SYAHRUL M SELASA, 23 OKTOBER 2018 GRATIS, MENULIS, NOVEMBER-2018, RESENSI, UMUM Deadline 20 November 2018

Ayo ikutan lomba resensi buku "meluruskan arah manajemen kekuasaan kehakiman". Kebetulan aku lagi suka nulis d blog nih. Karena sejatinya penulis yang baik adalah adanya pembaca yang memahami tulisannya. Deadline 20 November 2018. Umum dan free lho😍 @komisiyudisialri #LombaResensi_KY2018 @infolomba_indo _____________________________________________________________________________________________ ayo ikuti lomba resensi buku ‘Meluruskan Arah Manajemen Kekuasaan Kehakiman’. Buku ini merupakan buku terbitan Sekretariat Jenderal Republik Indonesia, berisi perspektif para pakar tentang manajemen kekuasaan kehakiman yang ideal, serta dilengkapi pemikiran para penulis yang terpisah disatukan dalam satu kesatuan dalam buku Bunga Rampai bertema Meluruskan Arah Manajemen Kekuasaan Kehakiman. Yuk kirimkan karyamu sebelum 20 November 2018 pukul 23.59 WIB. Syarat dan Ketentuan Peserta: 1.    Peserta adalah masyarakat umum, tidak ada batasan usia.* 2.     Kategori peserta

Titik Kematian | puisi

Gambar
Titik itu menjemput Berat ku melangkah Otak ku kusut Teringat salah Lidah pahit Luka sakit Sendu mengernyit Saat kau pamit Air mata tak mampu mengalir Harapku, sayang Tak ada yang pergi Tak ada yang hilang Titik itu semakin menggerogoti Aku tahu, setiap nyawa akan pergi Esok nanti, esok nanti Bukan sekarang, pamit Semua harapan sirna, Titik itu menggerogoti Doa doa mengecap tasbih sebutka n nama Hati ku hancur dipukul berkali kali Jika ada kata pertemuan Mengapa dipisahkan Salam perpisahan Menuju titik kematian Kini kau kembali kepada yang maha kuasa Semoga ketenangan menyelimuti Kelapangan tanah nisan Walau pamit, kau masih ada di hati Bandung, 24 Oktober 2018 Ahda Jaudah (pegiat literasi) Puisi ini , saya persembahkan untuk sahabat sahabatku yang telah pamit menuju titik kematian. Semoga ini menjadi kenangan yang abadi bahwa kita juga akan kembali.

Hak Ku

Gambar
HAK KU Kadang aku ingin mati saat ada yang membenci. Kadang aku ingin bunuh diri saat ada yang menyakiti. Kadang aku berfikir, saat aku mati Masihkah mereka menyakiti dan membenci? Aku ingin bebas Hak ekspresiku terampas Teriakanku keras Kebebasanku terhempas Budak budak merintih Pemerintah menindih Kewajiban negarakah ini? Siapa aku ini? Aku hanya manusia Yang mempunyai asa Bukan untuk biasa Namun tinggi cita yang luar biasa Kesabaran sudah habis Aku ingin bunuh diri Aku ingin mati Vonis pidana telah menanti Bandung, 20 Oktober 2018 Ahda Jaudah Asosiasi Literasi Indonesia