Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

puisi nestapa

Tebas Kenestapaan ( Pedang Pejuang Mahasiswa) Jari-jari mencari dua langkah mulai pasti Gigi-gigi menggertak, tangan berayun menahan landas Keras-keras terasah, gesekan menyentak setiap bungkam sunyi Hilang.. lalu pergi bersama dendam yang masih ada Singsingkan lengan dan ku pacu rasa ini Sayap-sayap patah dengarkan sekumpulan belenggu Mengapa harus aku? Mengapa harus hari ini? Aaaaaahhh,, muaaaaaaaaaaakkkkkkk..fuh Bibir dingin terbalut luka lama Masih seperti ini ? kata hatiku Huh, rasa lain muncul tiba-tiba Emm,,,ada yang ingiiiiin membunuhku Bawa pedang keluar cahaya Ku ucapkan mantra terakhirku Pergiiiiiiii…. Pergi sanaaaaaa Satu per satu datang padaku Tak terasa… kini kenestapaan Sudah ku tebas,, sudah ku bunuh Tangan bergetar hebat, tak dapat tertahan Apa benar ini akuuu?? Tergeletak kobaran api, menjungjung tinggi Ada Kehormatan dan penghargaan Mata memandangku dan buatku kagumi Inilah aku pejuangnya (  Bandung,

Empat kilo meter (Bandung Love Story)

Gambar
Empat kilo meter (Bandung Love Story) Sore ini , langit mendung memberikan kecemasan akan tibanya hujan di kota Bandung. Ah, sial. Aku tak membawa payung. Kusandarkan diri pada kursi yang sudah kutempati dalam perkuliahan ini. Hari ini mata kuliah bahasa Inggris, dimana mahasiswa-mahasiwi diberikan tugas autobiografi untuk memperkenalkan dirinya masing-masing di depan kelas. Jujur saja, aku belum bisa bahasa Inggris. Dag-dig-dug hati ini karena bapak dosen mengawalinya dari absen pertama dan aku absen yang kedelapan. “no!”, aku membentak kebodohan ini. Sebuah pesan masuk dalam handphone baruku. “citra..” “ iya , deg deg-an ih aku kalau harus kedepan..” “ jawab dong rasa cintaku, aku sudah putusin dia demi kamu..” “apa?! Nanti ya pas aku pulang kuliah.. dijelasin..” Aku mendesah dalam hati, ”Robi, kamu engga tahu situasi dan kondisi”. Robi itu seorang lelaki yang pernah aku sukai tetapi masa dulu. Entah, ada angin apa dia men yatakancinta di hari spesialnya. Robi ya