Titik Kematian | puisi



Titik itu menjemput
Berat ku melangkah
Otak ku kusut
Teringat salah

Lidah pahit
Luka sakit
Sendu mengernyit
Saat kau pamit

Air mata tak mampu mengalir
Harapku, sayang
Tak ada yang pergi
Tak ada yang hilang

Titik itu semakin menggerogoti
Aku tahu, setiap nyawa akan pergi
Esok nanti, esok nanti
Bukan sekarang, pamit

Semua harapan sirna,
Titik itu menggerogoti
Doa doa mengecap tasbih sebutka
n nama
Hati ku hancur dipukul berkali kali

Jika ada kata pertemuan
Mengapa dipisahkan
Salam perpisahan
Menuju titik kematian


Kini kau kembali kepada yang maha kuasa
Semoga ketenangan menyelimuti
Kelapangan tanah nisan
Walau pamit, kau masih ada di hati

Bandung, 24 Oktober 2018

Ahda Jaudah (pegiat literasi)

Puisi ini , saya persembahkan untuk sahabat sahabatku yang telah pamit menuju titik kematian. Semoga ini menjadi kenangan yang abadi bahwa kita juga akan kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Cara Mendidik Anak dalam Era Digital | AppleTreeBsd

Resensi Buku : Menghidupkan Mimpi Ke Negeri Sakura | Antologi Kisah Inspiratif Sukses Kuliah di Jepang

Bangga! Inilah 10 Makanan Tradisional Kota Bandung Ter-Unggul di Dunia versi tasteatlas.com