Empat kilo meter (Bandung Love Story)
Empat kilo meter
(Bandung Love Story)
Sore ini , langit mendung
memberikan kecemasan akan tibanya hujan di kota Bandung. Ah, sial. Aku tak
membawa payung. Kusandarkan diri pada kursi yang sudah kutempati dalam
perkuliahan ini. Hari ini mata kuliah bahasa Inggris, dimana mahasiswa-mahasiwi
diberikan tugas autobiografi untuk memperkenalkan dirinya masing-masing di depan
kelas. Jujur saja, aku belum bisa bahasa Inggris. Dag-dig-dug hati ini karena
bapak dosen mengawalinya dari absen pertama dan aku absen yang kedelapan.
“no!”, aku membentak kebodohan ini. Sebuah pesan masuk dalam handphone baruku.
“citra..”
“ iya , deg deg-an ih
aku kalau harus kedepan..”
“ jawab dong rasa
cintaku, aku sudah putusin dia demi kamu..”
“apa?! Nanti ya pas aku
pulang kuliah.. dijelasin..”
Aku mendesah dalam
hati, ”Robi, kamu engga tahu situasi dan kondisi”. Robi itu seorang lelaki yang
pernah aku sukai tetapi masa dulu. Entah, ada angin apa dia menyatakancinta di hari spesialnya.
Robi yang ada dibaris ketiga dekat dinding kearah pintu keluar kelas tersenyum
kepadaku tanpa rasa bersalah. kututup layar handphone dan hari ini
keberuntungan berpihak padaku. Teman-temanyang bahasa inggrisnya baik mewakili
lebih dulu memperkenalkan diri kedepan kelas. Alhasil, aku tak kedepan dan
menikmati mata kuliah ini walau hujan telah menghampiri.
Robi di lantai satu
sudah menungguku dengan semangat dan berharap aku membalas cintanya. Aku tersenyum
dan dia membiarkan motornya mengantarkan aku pulang ke rumah dan ia pergi
begitu saja. “kayaknya kita engga
pacaran jadi aku engga terima kamu”, jawabku dalam pesan singkat. Saat itu,
lelaki yang baru saja datang ke rumahnya. Tubuhnya lemah, seakan tidak bisa
menerima kata-kata itu. Ada setitik air mata menetes dalam pelupuk matanya.
“Apa aku benar-benar mencintainya lalu untuk apa dia menyuruhku untuk
memutuskan hubungan dengan ..... ach, tidaaaakkk...!!!??” gumam hatinya.
***
“ citra..”
“ siapa ya?”
“aku anisa ih, masa
kamu lupa. Aku ada di Bandung nih, jalan-jalan yuk,,, nanti aku traktir es teh
manis deh.. “
“ besok ke rumah ya jam
9-an.. nanti aku ajak maul ma robi deh, engga apa-apa kan?”
“ maul? Emm.. dia kan?
Oke, ya sudah yang penting aku ketemu kamuu, ra.”
Anisa itu teman lama
dngan hijab rapi menutupi dada dan gayanya yang tiba-tiba lincah memecahkan
keanggunan yang terlihat dari pakaian syar`inya. Awalnya kita sekelas namun
saat semester dua, dia pindah ke Semarang seperti mau melupakan sesuatu yang ia
derita. Iya, maul sebabnya. Dia sudah mengikatkan hati pada dua orang wanita.
Tega. Namun, aku bangga. Annisa bisa tersenyum kembali dan aku masih belum juga
bisa move-on dengan irfan, mantanku dan sekarang aku melihat sikap rasa suka
dari Robi. Robi, Lelaki dengan rambut ikal yang lumayan rapi dan bibirnya
sedikit hitam karena rokok. Aku engga suka rokok dan tidak membencinya. Tanpa
kusadari, aku melihat kearah Robi terlalu lama.
“ hallo, ra. Kamu lagi
lihat aku ya?”
“ ih,, geer..”
“ lho ko pergi.. mau
kemana...”
“ mau ke kamar mandi..
kamu mau ikut? “
“ enggak,,”
“ bukan itu maksudnya,
kamu mau ikut enggak besok kita jalan-jalan ke curug ?”
“ iya boleh hayuuuuuu..
kita berdua aja kan?.”
“ ajak maul juga ya...”
Robi terdiam namun
wajahnya sangat sumringah seperti akan mendapatkan hadiah terbaik dalam
hidupnya. Aku pun berjalan cepat-cepat dan menemukan Maul yang berjalan ke
arahku. Matanya seperti ingin memberikan pertanyaan dan Robi meneriakinya
dengan semangat melambaikan tangan juga. “ kita besok main dengan citra.. maul
ikut ya.....” kata-kata Robi pun tak terdengar karena aku sudah masuk ruangan
yang membuatku lega.
***
Jam sembilan pagi..
Anisa sudah hadir ke
rumah dan tak lama kemudian Robi datang bersama Maul. Aku bisa melihat
kecanggungan diantara mereka. Seharusnya aku tak membawa maul. Robi dengan
semangat meminta Maul untuk membonceng Anissa dan tak ada lobi. Cerita cinta
pun berawal dari kejadian ini. Tujuan kita adalah curug cilengkrang. Robi sudah
tahu jalan kemana saja yang harus dilalui.
Sesampainya disana,
Robi membayar tiket kita dan siap untuk naik melewati bebatuan , aliran
sungaidan rumput yang tak bergoyang. Annisa yang sedari tadi mukanya cemas lupa
akan sepatu olahraga yang seharusnya dipakai. Maul juga sama celananya
kebesaran dan hampir melorot saat melewati aliran sungai di semak-semak.
Akhirnya, kita pun tak jadi naik ke curug. Aku melihat wajah Robi yang
menampakkan ketidaksukaan.
Hari itu nampak keanehan yang terjadi
pada
Annisa, dia
ingin
sekali
cepat-cepat
pulang
dan Maul yang terlihat
lelah
mukanya
memandang
tak
acuh
pada
keinginan kami untuk
tetap
ke
curug.Maka kami pun pulang
masing-masing.
Aku pun mengajak
Robi
untuk
jalan
ke
Puncak
Palintang yang kutemukan
saat
searching google.Robi
mengangguk
setuju.Saat
melihat
jalan yang dituju
untung
sajaRobi
tahu
arah
kemananya.Nekad.Ya, itulah
kami.
Jalan menuju puncak palintang melewati jalan Ujungberung dekat pasar lurus saja nanti ada belokan masuk ke kanan. Melewati ini jalannya mulus. Alhamdulillah.
Hanyaempat kilo meter
dalam
waktu
dua
puluh
menit
saja
kita
sampai
ke
Puncak
Palintang.
Puncaknya
berupa
hamparan
luas
rumput
ilalang, penuh
pohon
cemara yang rimbun,
perkebunan kol, perkebunan
sawi, pohon
pinus, bukit
tunggul
dan
pemandangan
gunung
palasari yang melintang.Kita
sangat puas menikmati semuanya.
Bonusnya kita mendapat cerita sejarah puncak palintang dari tukang baso tahu yang nangkring disana bahwa ada sebuah Danau Orok , air terjun yang bagus
sekali
dan
hutan di Bukit Tunggul
ini
masih
ada
penghuni
harimau yang sangat
besar. Ternyata
Puncak
palintang
ini
dipakai
untuk
penghubung
jalan
tikus
dari Bandung kearah
Lembang
dan
Subang
namun
sangat
disayangkan
disini
banyak
sekali
begal.
Ada benarnya
juga
sih
karena
perjalanan
sangat
sepidan
mencekam
walau
banyak
warga
penduduk
tinggal
dekat
sini.Oleh
karena
itu, jarang
sekali orang tahu
tempat
wisata Bandung Timur
ini.Sudah
puas
berfoto
ria
didaerah
ini. Hari
sudah sore, kita
tidak
bisa
melanjutkan
ke
sebuah
Danau
Orok
dan air terjun yang indah
itu.Cukuplah.Nekadnya nanti pada trip selanjutnya.Love Bandung.
***
Satu tahun sebelumnya,,
Kamu tahu apa yang belum
bisa
dilupakan
saat
ada
dalam
dunia
cinta
adalah
luka
dan
bahagia. Semuanya
berkesinambungan
dalam
periode
detik yang tidak
bisa
tahu
kapan
berubah.
Satu
detik
cinta.Satu
detik
bahagia.
Lalu
melupakan
masing-masing yang pernah
kita
buat
cerita
dalam
satu
kenangan.
Sungguh, aku
belum
melupakannya.
“ mau jalan kemana kita?”
“ caringin tilu yuk … “
“ dimana itu ?”
“cicaheum. Aku t ahu kok jalannya..”
Selesai kuliah, kita langsung pergi menuju tempat caringin tilu yang katanya
penuh rasa sejuk
untuk
menikmati
kota Bandung tercinta
ini. Siang ini, cukup
sejuk.Tidak
terik
dengan
sinarnya
mentari.Hampir
saja
saat
dalam
perjalanan, aku
hampir
jatuh di tanjakan yang cukup
tajam.Menyeramkan
memang
dan
menceritakan
ini
membuat
sakit
hati
ini
pasalnya
setelah
ini
semua
teka-teki
perasaan
terbaca
dan
belum
pernah
kutahu
sebelumnya.Empat
puluh kilo meter dalam
perjalanan.Langsung
saja
aku
memilih
bangku
untuk
makan disaung
dan
memilihkan
makanan
nasi
liwet
khas
Sunda
ini.
“ ra, boleh aku mengungkapkan sesuatu? “
“ apa..?”
“ beli minumannya juga dong “
Duh.Dia adalah mantanku kini.Selalu buat rasa nyaman yang berbeda.
Mungkin
karena
ini
pertama
kalinya
aku
jalan
dengan
seorang
lelaki.Seperti
mendapat
pukulan
takdir, aku yang tidak
mencintainya
harus
sanggup
menyukainya.Entah, mungkin
karena
kita
sering
bersama.
“ kalian ih, cocok banget deh.. fhotoya,,”
Krek.Itu sahabatku. Kalau saja kalian tahu
aku
tidak
pernah
percaya
arti
sahabat yang selalu
ada
disaat
kita
sendirian.Karena
masa
kini, aku
ditinggalkan
oleh orang yang
menyanyangiku dan orang yang ingin
disebut
sahabat. Dan aku
makin
percaya
akan
prinsipku
bahwa
sahabat
itu
tidak
ada
walau
aku
cariempat kilo meter.
***
“ citra…”
“ hallo, kok melamun sih …”
“ iya, apa?..”
“ bapak bahasa Inggrisnya enggak ada, perkenalannya di video aja..“
Tak ada ekspresi bahagia karena ini menjadi suatu moment disorot
sinar
handphone.Tegangya.Tapi
aku
sudah
siap
segalanya. Maul dan
Robi pun sama
denganku
kebagian
terakhir
dalam
perkenalan
mata
kuliah
ini. Dari jarak
dekat
kita
tersenyum.Bukan
karena
bapak
tidak
masuk.Tetapi
hari
ini
kita
akan
membuat
sejarah
cinta
empat kilo meter
selanjutnya.
***
Ada keanehan dalam diri Robi, tidak merokok. Aku harap itu bukan karena aku namun itu niat baiknya.Kepulan
asap di balkon
gedung
kampus
seakan
hilang
cepat. Kini
perutnya
menjadi
cepat
lapar.Aku
pernah
sarankan
untuk
lebih
makan
permen
atau
kerupuk.
“ makan yuk.. ke kantin..”
“ kok jadi rakus giniyaa… “
Benar lho kata orang-orang, hanya
cinta yang bisa
menghentikan
rokok.Aku
sangat
senang
menyambutnya
berarti
dakwahku
masuk
kepada
kalbunya.
Aku
tidak
berharap
apaapa.
Aku
hanya
menganggapnya
sahabat
baik.Cukup.
“ setiap hari selalu menunggu ungkapan “ya” namun
terkadang
menjadi
cemas
ketika
kamu
ungkapkan. Mungkin
aku
bukan yang kamu
harapkan
dan
aku
akui
bahwa
aku
bukan orang yang baik
buat
kamu.Cukup
lega
kamu
tahu
segalanya
perasaan
aku
ini.Tetap
saja
kamu
nolak pun aku
tetap
sayang.Aku
takut, kamu
ilfeel.“ batin
Robi
berbicara
begitu
saja
saatdinda di depan
matanya.
“ aku engga tahu Rob, sehebat
itu rasa sayang
kamu. Kita enggak
pernah
tahu
masa
depan. Mungkin
ada
waktunya Allah memutar
balikkan
perasaan
ini.
Jangan
terlalu
berharap
.Bukankah
menjaga
diri
itu
lebih
baik
buat
pasangan
kita
nanti.Kan
nanti
pasangan
kita
senang
, kita
tidak
pernah
disentuh
selain
pasangan
kita
aja yang halal.“ kataku
mengingatkannya.
“ iya, aku sadar.. aku egois.. aku terlalu berharap sama kamu,nda..”, katanya
sambil
menundukkan
kepala
seperti
sangat
berat
untuk
menatapku.
“ apa cinta yang kita
punya
harus
disegerakan
terbalas. Hanya orang yang
nafsu untuk mengatakan cepat “ya” berpacaran. Aku kini bukan seperti itu. Ini ujian buat kita syetan kan enggak suka kalau manusia menjaga kehormatan dirinya. Mau kamu
sebut
pacaran
syar`I pun tetap
aja
motivasi
kamu
pacaran. Pacaran yang enggak
ada
asal-usulnya
dari
Islam. Ayolah
jangan
ajak
aku
berzina. Ada banyak
hal yang harus
kita
perhatikan di dunia
ini
selain
nafsu
semata“ kataku
menyemangatinya.
“ dasar bawelll… “
“ yeee.. dibilangin.. “
“ iya bu haji….”
“ aaamiiin,,,”
“ aku anggap kamu pacaraku hari ini..”
“ what? Ya sudah aku mau putus hari ini..”
Kita tertawa bersama-sama. Dunia
ini
seperti
permainan
dalam
teka-teki.
Kadang
membuat
kita
kesal, bahagia, sedih
dan
kecewa.Semua rasa ada di
hatimu. Mau kamu berada di sisi
kota pun
seperti
tempat Bandung Timur yang
menampung kenangan. Percayalah, rasa cinta
itu
akan
hadir
nyata. Tak
bisa
terlihat
namun
bisa
dirasakan
dan
terkadang
disalahgunakan
oleh
pemainnya.
Kalau
begini, cerita
hati di tempat
manapun
tidak
akan
sama. Bukankah
begitu ?
***
Biodata :
Nama :AhdaJaudah
Facebook :Ahda Jaudah
Twitter : @dhaa27
Ig :@ahdajaudah
Komentar
Posting Komentar